Tuesday, June 14, 2016

JENIS-JENIS KARANG ASTREOPORA DI INDONESIA

Genus Astreopora

Karang genus Astreopora merupakan salah satu genus karang dari family Acroporidae, dengan ciri ukuran koralit lebih besar, septa berkembang dengan baik serta kolumela yang sederhana. Karang dari genus Karang Astreopora merupakan karang yang memiliki bentuk koloni berupa massive. Karang Astreopora merupakan karang yang agak berbeda dari genus Acrooridae lainnya.  Karang genus Asreopora  mempunyai 12 jumlah jenis atau sepsis dan tersebar di seluruh perairan Indonesia.

Gambar. Karang spesies Astreopora myriophthalma (Sumber; Arkive.org)

JENIS-JENIS KARANG ANACROPORA DI INDONESIA

Genus Anacropora
Karang dari genus Anacropora merupakan karang bentuk percabangannya arboresen atau kapitosa, radial koralit hampir semuanya bebrbentuk tenggelam atau  atau setengah tenggelam dan tidak memiliki axial coralit. Karang Anacropora merupakan salah satu dari  empat genus dari family Acroporidae

Gambar. Karang Anacropora spinosa (Sumber: Arkive.org)

JENIS-JENIS KARANG MONTIPORA DI INDONESIA

Genus Montipora
Genus karang Montipora merupakan genus karang paling sering ditemukan mendominasi perairan dangkal yang berkaitan dengan intensitas cahaya yang bagus serta kejernihan suatu perairan. Genus karang Montipora memiliki bentuk koloni  berupa lembaran, merayap, bercabang dan submassive. Sebaran karang dari genus Montipora dapat ditemukan tersebar di suluruh perairan Indonesia.

Gambar. Karang dari genus Montipora (Sumber: Google)

JENIS-JENIS KARANG ACROPORA DI INDONESIA

Acropora
Karang Acropora merupakan genus karang dari Acroporidae yang memiliki jumlah sepesies terbanyak dibandingkan genus karang lainnya. Karang dari genus Acropora  biasanya tumbuh dan berkembang pada perairan yang jernih serta dimana lokasi sering terjadi pecahan ombak. Bentuk koloni karang dari genus Acropora ini umumnya bercabang atau branching dan tergolong kedalam karang yang cepat tumbuh namun sangat rentan terhadap perubahan lingkungan seperti suhu, dan sedimentasi serta pengrusakan akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.

Gambar. Karang dari genus Acropora (Sumber; foto koleksi pribadi)

Sunday, June 12, 2016

LYCAENIDAE

Family Lycaenidae
Kupu-kupu dari family Lycaenidae ini memiliki ukuran kecil bahkan ada yang memiliki ukuran yang sangat kecil. Kupu-kupu dari family Lycaenidae umumnya edapat dijumapai pada hari yang cerah, di daerah atau tempat yang terbuka. Perlu diperhatikan bahwa beberapa dari anggota family Lycaenidae ini, ulat atau larva bersimbiosis mutualisme dengan semut, dimana ulat memanfaatkan semut untuk menjaganya dari parasit dan semut memperoleh cairan manis yang dikeluarkan pada ruas ketujuh abdomen ulat tersebut.

Gambar. Kupu-kupu dari kelompok Lycaenidae dengan spesies Straymon melinus (Sumber: google)

PIERIDAE

Family Pieridae
Kupu-kupu dari family Pieridae merupakan kupu-kupu yang berukuran kecil sampai dengan sedang. Kupu-kupu dari family Pieridae umumnya dijumpai pada hari yang cerah dan ditempat yang terbuka. Beberapa anggota dari family Pieridae bersimbiosis dengan semut. Kupu-kupu dari family Pieridae biasanya menarik perhatian dikarenakan terbang berkelompok dengan jumlah yang banyak. Tumbuhan yang menjadi pakan dari ulat pada family Pieridae ini berasal dari family Fabaceae, Santalceae dan Lauraceae

Gambar. Kupu-kupu Leptosia nina dari famili Pieridae (Sumber; foto koleksi pribadi)

PAPILIONIDAE

Famili Papilionidae
Kupu-kupu dari kelompok ini kebanyakan berukuran sedang sampai dengan ukuran besar, dimana kuupu-kupu ini pola warna yang mearik seperti merah, kuning, hijau dengan kombinasi hitam dan putih. Kupu-kupu dari family Papilionidae biasa juga dikenal dengan kupu-kupu sayap burung birdwing atau Swallowtails. Tapi paling umum kebanyakn menganalnya dengan kupu-kupu swallowtails, hal ini dikarenakan beberapa jenis sayap belakangnya memanjang membentuk bangunan mirip ekorserta cara terbang yang lambat merip burung laying-layang.

Gambar. Kupu-kupu dari Famili Papilionidae, spesieas Graphium agamemnon (Sumber: Foto Koleksi pribadi)

Saturday, June 11, 2016

MORFOLOGI KUPU-KUPU

Morfologi Kupu-kupu
Bentuk Tubuh Kupu-kupu
Kupu-kupu deawas memiliki bentuk tubuh atau merfologi yang terbagi atas 3 bagian yaitu:
  1. Kepala (Head)
  2. Thorax/ dada
  3. Abdomen/ perut.

Gambar. Morfologi kupu-kupu

Friday, June 10, 2016

POINT INTERCEPT TRANSECT (PIT)

Apa itu Point Intercept Transect (PIT)???
Point Intercept Transect (PIT) merupakan metode untuk memantau kondisi substrat dasar perairan yang dikeluarkan oleh reef check foundation yang mana untuk memonitoring persentase karang hidup hidup, karang mati, karang rusak serta biota lainnya yang berada dalam ekosistem karang tersebut. Metode PIT merupakan salah satu metode untuk mengetahui kondisi terumbu karang serta dalam pelaksanaannya menggunakan waktu yang relative efisien atau cepat. Dalam pelaksanaannya metode ini menggunkan poin pengamatan tiap 0.5 meter.

Gambar. Metode Point Intercept Transect (PIT). (Sumber: Reef Check Manually)

Thursday, June 9, 2016

CORAL WATCH

Apa itu Coral watch???
Coral watch merupakan salah satu program untuk memantau kesehatan dan pendidikan mengenai karang yang dikeluarkan oleh The Universitay of Queensland, dimana Coral Watch dalam aplikasi pelaksanaan dilaangan menggunakan tebel kesehatan karang. Tabel kesehatan ini merupakan metoda yang sederhana yang tidak merusak untuk memantau pemutihan dan kesehatan karang. 

Gambar. Tabel kesehatan karang dan penilaian (Sumber: Coralwatch.org)

QUADRAT METHODS

Metode Kuadrat
Gambar. Metode Kuadrat

Wednesday, June 8, 2016

BELT TRANSECT METHODS

Transek Sabuk/ Belt Transect Methods

Apa itu Belt Transek???
Belt Transek atau yang biasa dikenal dengan nama metode transek sabuk dimana transek sabuk digunakan untukmenggambarkan kondisi populasi suatu jenis karang yang mempunyai ukuran relatif beragam atau mempunyai ukuran maksimum tertentu misalnya karang dari genus Fungia. Metode ini juga biasa digunakan untuk survey ikan indikator karang, kesehatan karang dan kerusakan karang, jumlah koloni diameter terbesar dan jumlah jenis di suatu daerah terumbu karang.

Gambar. Metode Transek sabuk atau Belt Transect Methods

Tuesday, June 7, 2016

LINE INTERCEPT TRANSECT (LIT)

Metode Line Intercept Transect (LIT)

Apa itu Line Intercept Transect (LIT)

Metode Line Intercept Transect (LIT) biasa juga dikenal dengan nama metode transek garis (Indonesia). Metode Transek garis (LIT) merupakan metode dasar untuk menggambarkan struktur komunitas karang  dalam bentuk persentase karang. Metode transek garis (LIT) ini juga biasa dikombinasikan dengan metode kuadran. Metde transek garis (LIT) dilakukan dengan mengamati atau mengukur parameter substrat yang berada pada garis atau meteran dengan ukuran tertentu.

Gambar Pengambilan data dengan Metode Line Intercept Transect (LIT). (Sumber foto Koleksi Pribadi)

Monday, June 6, 2016

METODE MANTA TOW

Apa itu metode Manta Tow???

Metode manta tow merupakan suatu teknik pengamatan terumbu karang secara menyelurh dalam waktu yang singkat dengan cara pengamat berada dibelakang perahu yang ditarik menggunakan tali dan papan sebagai papan dimana kapal bergerak secara perlahan dan tetap dan melintas diatas permukaan karang.
Gambar. Metode Manta Tow

Metode manta tow biasanya digunakan untuk melihat kondisi terumbu karang, yang biasanya untuk melihat kerusakan yang diakibatkan oleh badai, bleaching, daerah bekas bom dan predasi yang disebabkan oleh Acanthaster plancii/ bulu seribu (COTs)

Sunday, June 5, 2016

METODE SURVEI KARANG

Survei kondisi terumbu karang dapat dilakukan dengan berbagai metode tergantung pada tujuan survey, waktu yang tersedia, tingkat keahlian peneliti serta ketersedian sarana dan prasaran. Agar hasil survey dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka sangat perlu diperhatikan keterwakilan dalam pemilihan lokasi atau tempat sampling, panjang, luasan transek (sampling) dan banyaknya ulangan yang diperlukan.

Gambar. Survei karang dengan Metode PIT (Sumber: Foto Koleksi Pribadi)

Saturday, June 4, 2016

MONTIPORA

Montipora
Montipora merupakan salah satu marga atau genus dari family Acroporidae. Acroporidae memiliki 4 marga atau genus yaitu Acropora, Ancaropora, Montipora dan Astreopora.  Selain dari genus Acropora yang sering ditemukan, Montipora juga termasuk sering mendominasi suatu daerah. Genus Montipora ini sangat tergantung pada kejernihan suati perairan. Montipora biasanya berada pada perairan dangkal dimana sangat erat dengan kaitannya dengan intensitas cahaya yang akan diperoleh.

Bernard mengidentifikasi bahwa genus Montipora ada sekitar 135 jenis, akan tetapi saat ini yang dikenal hanya ada sekitar 45 jenis atau spesies, dimana sebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia.


Gambar. Karang dari gebus Montipora (Sumber: foto koleksi pribadi)