Lamun (Seagrass)
Lamun merupakansatu-satunya tumbuhan angiospermae (Tumbuhan berbunga) yang hidupnya di dasar perairan laut atau daerah yang memiliki salinitas tinggi serta hidupnya terendam didalam air di mana memiliki Rhizom, daun dan akar sejati. Lamun juga dikenal dengan rumput laut, seperti halnya rumput didarat, lamun juga melakukan fotosintesis.
Lamun yang tumbuh berupa hamparan sering disebut padang lamun. Lamun dapat hidup diberbagai substrat mulai dari lumpur, pasir bahkan hingga berbatu. Lamun dapat tumbuh dengan baik pada kedalaman yang masih tembus cahaya, serta sirkulasi air yang baik. Hal ini dikarenakan lamun
membutuhkan nutrien serta oksigen yang baik olh karena itu sirkukasi air laut yang baik sangat membantu pertumbuhan lamun. Lamun sering ditemukan tumbuh dengan baik dianta mangrove dan terumbu karang hal ini dikarenakan substrat di antara mangrove dan karang memiliki substart lumpur berpasir, dimana substrat seperti ini sangat disukai oleh lamun.
membutuhkan nutrien serta oksigen yang baik olh karena itu sirkukasi air laut yang baik sangat membantu pertumbuhan lamun. Lamun sering ditemukan tumbuh dengan baik dianta mangrove dan terumbu karang hal ini dikarenakan substrat di antara mangrove dan karang memiliki substart lumpur berpasir, dimana substrat seperti ini sangat disukai oleh lamun.
Peranan Lamun :
- Tempat berlinding, memijah dan mencari makan bagi biota laut lainnya
- Menahan ombak dan gelombang dari laut lepas
- Menahan aberasi dipantai.
- Sebagai produsen primer
- Mendaur ulang zat hara
Jenis Lamun di Pulau Barrang Lompo
1. Enhalus acoroides
Enhaus acoroides dikenal dengan pama atau lamun tropika. Tumbuhan ini memiliki rhizoma yang ditumbuhi oleh rambut-rambut padat dan kaku dengan lebar lebih dari 1,5 cm, memiliki akar yang banyak dengan panjang antara 10 – 20 cm dan lebar 3 – 5 mm. Daun dari tumbuhan ini dapat mencapai 30 – 150 cm dengan lebar 1,25 – 1,75 cm (Philips dan Menez 1988 dalamLatuconsina, 2002). Tengah-tengah daun tumbuhan ini memiliki rongga udara sehingga daunnya selalu terbenam ke atas. Menurut Thomascik et al (1997), akar Enhalus acoroides dapat mencapai panjang lebih dari 50 cm sehingga dapat menancap secara kuat pada substrat.
Gambar 1. Enhalus acoroides
2. Thalasia hemprichii
Thalasia hemprichii dikenal juga dengan lamun dugong. Hal ini dikarenakan Thalasia hemprichii merupakan makan dan sangat disukai oleh mamalia laut dugong. Thalasia hemprichii merupakan salah satu jenis lamun yang tumbuh di perairan tropik dan penyebarannya cukup luas (Thomascik et. al, 1997). Menurut Kiswara (1992) lamun jenis ini sangat umum dan banyak ditemukan di daerah rataan terumbu, baik yang tumbuh sendiri-sendiri (monospesifik) maupun yang tumbuh bersama-sama dengan lamun jenis lain atau tumbuhan lain (mixed vegetasi).
Fortes (1993 dalam Latuconsina, 2002) mengatakan bahwa Thalasia hemprichii mempunyai rimpang (rhizoma) yang berwarna coklat atau hitam dengan ketebalan 1 – 4 mm dan panjang 3 – 6 cm. Setiap nodus ditumbuhi oleh satu akar dimana akar dikelilingi oleh rambut kecil yang padat. Setiap tegakan mempunyai 2 – 5 helaian daun dengan apeks daun yang membulat, panjang 6 – 30 cm dan lebar 5 – 10 mm.
Fortes (1993 dalam Latuconsina, 2002) mengatakan bahwa Thalasia hemprichii mempunyai rimpang (rhizoma) yang berwarna coklat atau hitam dengan ketebalan 1 – 4 mm dan panjang 3 – 6 cm. Setiap nodus ditumbuhi oleh satu akar dimana akar dikelilingi oleh rambut kecil yang padat. Setiap tegakan mempunyai 2 – 5 helaian daun dengan apeks daun yang membulat, panjang 6 – 30 cm dan lebar 5 – 10 mm.
Gambar 2. Thalasia hemprichii
3. Halophila ovalis
Halophila ovlis dikenal juga dengan nama lamun sendok dikarenakan bentuknya mirip dengan sendok.Tumbuhan ini merupakan tumbuhan pionir serta tumbuh dengan cepat. Hidup di daerah intertidal hingga kedalaman 25 m. Halophila ovalis memilikiciri khas disetiap nodus terdiri dari 2 tegakan, mempunyai akar tunggal di tiap nodus, tulang daun menyirip dan berjumlah + 12 pasang, jarak antar nodus + 1,5 cm, panjang helai daun + 10 – 40 mm, panjang tangkai daun yaitu + 3 cm (Romimohtarto, 2001). Pada permukaan daun tidak di temukan bulu-bulu halus.
Gambar 3. Halophila ovalis
4. Halophila minor
Halophila minor juga dikenal sebagai lamun sendok, serat habitat sama dengan Halophila ovalis, akan tetapi ukuran daunnya jauh lebih kecil serta tulang daunnya kurang dari 12 pasang.
Gambar 4. Halophila minor
5. Halophila sulawesii
Sekarang ini terjadi penambahan spesies baru pada Lamun genus Halophila, yaitu Halophila sulawesii. Halophila sulawesii ini ditemukan (dideskripsikan) oleh John Kuo, yang dipublikasikan pada Jurnal Aquatic Botany tahun 2007. Halophila sulawesii penampilannya mirip dengan Halophila ovalis. Nah, perbedaannya adalah Halophila ovalis dioecious sedangkan Halophila sulawesii monoecious.
Gambar 5. Spesimen
Kering Halophila sulawesii memperlihatkan sebuah bunga jantan (Mf)
dan dua buah bunga betina (F1, F2) dalam rhizoma yang sama (Ra) (Kuo, 2007)
6. Halodule uninervis
Halodule univervis Membentuk padang lamun jenis tunggal pada rataan terumbu karang yang sudah rusak. Ciri – ciri khas dari tumbuhan ini yaitu ; Tiap nodus hanya terdiri dari satu tegakan, tiap tangkai daun terdiri dari 1 sampai 2 helai daun, tiap nodus berakar tunggal dan banyak, tidak bercabang, rimpangnya berbuku – buku, jarak antar nodus + 2 cm, ujung daun merbentuk gelombang menyerupai huruf W atau trisula(Nontji, 1993). serat memiliki vena sentral.
Gambar 6. Halodule uninervis
7. Cymodocea rotundata
Cymodocea rotundata dikenal dengan lamun berujung bulat. Cymodocea rotundata memiliki ciri khas ujung daunnya bulat, helaian daun smepit (lebar 2-4 mm), Panjang daun 7-15 cm, vena yang membujur berjumlah 9-15.
Gambar 7. Cymodocea rotundata
8. Cymodocea serrulata
Cymodose serrulata sangat mirip dengan lamun Cymodocea rotundata akan tetapi memiliki perbedaan sebagai ciri khas. Cymodocea serrulata memiliki ujung daun bulat akan tetapi memiliki gerigi-gerigi disisi ujung daun,helaian daun lebar (lebar 5-9 mm), panjang daun 6-15 cm, dan vena yang yang membujur berjumlah 13-17.
Gambar 8. Cymodocea serrulata
9. Syringodium isoetifolium
No comments:
Post a Comment