Wednesday, May 7, 2014

Karang Lunak Lobophytum strictum

Karang lunak Lobophytum strictum


       Terumbu karang merupakan ekosistem di perairan tropis yang kaya akan biota-biota penyusunnya, dengan keanekaragaman jenis yang tinggi.  Salah satu biota penyusun terumbu karang adalah karang lunak (Octocorallia, Alcyionacea). Kelompok ini diwakili oleh suku Alcyoniidae yang merupakan kelompok karang lunak yang tersebar luas di perairan Indo-Pasifik Barat dalam jumlah besar (Bayer, 1956 in Manuputty, 1996).  Kelompok Octocorallia terdiri dari tujuh bangsa (ordo) yaitu Stolonifera, Telestacea, Alcyonacea, Coenothecalia, Trachypsammiacea, Gorgonacea dan Pennatulacea.
        Lobophytum strictum merupakan koloni besar, tumbuh merambat, serta memiliki kapitulum yang lebar. Polip dimorfik dan retraktil, serta memiliki koloni berwarna kuning, krem atau kuning kehijauan yang merupakan perbedaan yang kontras dengan jenis Alcyonaea lainnya (Manuputty, 1996).
       
Jenis  ini  umumnya  ditemukan  dimana-mana  terutama  pada  perairan  yang jernih.   Diketemukan pada  perairan  dari  rataan  terumbu  sampai  kedalaman  7 meter.  Koloni bertangkai pendek, sepintas nampak seperti mengerak (encrusting). Lobus pada bagian tepi bergelombang, dan pada bagian tengah berbentuk seperti jari.   Polip  hanya  terdapat  pada  permukaan  atas.   Garis  tengah  permukaan  atas hampir  sama  dengan  koloni  dasar.   Club  pada  permukaan  lobus  memiliki tonjolan-tonjolan berduri, ukuran club 0,07–0,19 mm.  Pada bagian interior lobus club berbentuk kapstan atau silinder yang memiliki tonjolan berduri, ukuran club 0,18–0,25  mm.   Pada  bagian  permukaan  tangkai  club  sama  seperti  pada permukaan lobus dengan ukuran panjang  0,07–0,15 mm, sedangkan pada interior tangkai  berbentuk kapstan  yang  lebar  dengan  ukuran  panjang  0,16  –  0,23  mm (Tixier Durivault, 1957 in Manuputty 2002).

Morfologi Karang Lunak

       Karang lunak (Octocorallia, Alcyonacea) memiliki tubuh yang lunak tapi lentur.  Jaringan tubuhnya disokong oleh spikula yang  tersusun sedemikian rupa sehingga tubuhnya lentur dan tidak mudah sobek. Spikula tersebut mengandung kalsium karbonat yang berfungsi sebagai penyokong seluruh tubuh karang lunak mulai dari bagian basal tempat melekat sampai ke ujung tentakel.  Bentuk dasar spikula bagi bangsa Octocorallia adalah bentuk kumparan sederhana (spindle), berujung tumpul atau juga runcing, dengan permukaan mempunyai tonjolantonjolan (Manuputty, 1998).
       Secara sepintas karang lunak tampak seperti tumbuhan, karena bentuk koloninya bercabang seperti pohon, memiliki tangkai yang identik dengan batang dan tumbuh melekat pada substrat dasar yang keras (Manuputty, 1998). Tubuhnya yang lunak dan kenyal disebabkan karena tidak memiliki kerangka kapur luar yang keras seperti karang keras.  Karang lunak ditunjang oleh tangkai berupa jaringan berdaging yang diperkuat oleh suatu matriks dari partikel kapur yang disebut sklerit (Allen dan Steene, 1994 in Sandy, 2000).
     Polip merupakan bagian yang fertil pada karang lunak. Menurut Hyman (1940) in Fabricius dan Alderslade (2001), terdapat dua tipe polip pada karang lunak, yaitu autozooid dan siphonozooid. Sebagian besar karang lunak memiliki tipe autozooid, yaitu setiap individu hanya memiliki satu tipe polip (monomorphic). Polip pada tipe autosoid terdiri dari delapan tentakel dan delapan septa yang berkembang baik. Selain itu, beberapa karang lunak juga memiliki tipe polip siphonozooid. Polip pada tipe ini tidak memiliki tentakel, atau tentakel dan septa yang tereduksi, umumnya lebih kecil dari autozooid dan bersifat steril.
     Polip dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu antokodia, kaliks, dan antostela.  Antokodia merupakan bagian yang terdapat dipermukaan koloni dan bersifat retraktil.  Pada antokodia ditemukan tentakel yang berjumlah delapan dengan deretan duri-duri disepanjang sisinya.  Duri ini disebut pinnula yang berfungsi untuk membantu mengalirkan air dan zat-zat makanan ke dalam mulut. Pada daerah kaliks ditemukan rongga gastrovaskuler atau rongga perut, terusan dari farinks yang terbagi menjadi delapan dan disebut septa.  Septa membagi rongga perut menjadi delapan ruangan.  Bagian antostela merupakan bagian basal 8 polip yang mengandung jaring-jaring solenia.  Hubungan antara polip satu dengan lainnya terjadi melalui jaring-jaring solenia ini (Manuputty, 2002).

Reproduksi karang Luanak

      Pada umumnya karang memiliki kemampuan reproduksi secara aseksual dan seksual.  Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum).  Pada reproduksi ini, polip/koloni karang membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan potonganpotongan tubuh atau rangka.  Karang lunak memiliki cara bereproduksi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan sehingga memungkinkan untuk bisa pulih pada kondisi awal (Fabricius dan Alderslade, 2001).
       Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan sperma dan ovum (fertilisasi).  Sifat reproduksi ini lebih komplek karena selain terjadi fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva, penempelan baru kemudian pertumbuhan dan pematangan) (Manuputty, 1996).  Larva yang terbentuk memiliki silia atau bulu getar, kemudian berenang bebas atau melayang sebagai plankton untuk kurun waktu beberapa hari sampai beberapa minggu, hingga mendapat tempat perlekatan di substrat dasar yang keras untuk selanjutnya berubah bentuk (metamorfosis) tumbuh menjadi polip muda kemudian membentuk koloni baru (Manuputty, 2002)

No comments:

Post a Comment